Suatu
 sore, aku pergi keliling ke Komplek Dirgantara-1, salah satu dari 10 
Kompleks Perumahan TNI-AU di wilayah Halim Perdanakusuma. Tujuanku 
kesana adalah untuk sekedar membeli jus di sebuah warung bakso bernama 
"Bakso Solcap". 
 
 Ketika aku sudah memesan jus yang hendak 
kubeli, tiba tiba datang seorang bapak tua, yang dari logatnya, 
menurutku mungkin berasal dari wilayah Jawa barat, Rupanya dia seorang penjual serbet 
 
 "serbet..serbet, serbet dari bahan empuk, buat lap, bersih-bersih''  katanya denga suara parau
 
 Tiba-tiba aku langsung terenyuh, "Ah mana jusnya udah dibuat lagi, 
segala uang ngepas lah" aku membatin dengan agak kecewa. "coba belum 
dibuat, kan bisa dikurangin mesen jusnya, terus bisa bantu bapak ini" 
kataku dalam hati,
 
 "Serbet.. serbet, serbetnya bu" katanya 
lagi, namun tak satu pun orang menghiraukan. Aku pun semakin tidak enak 
hati. Mendadak aku teringat akan roti yang aku beli dari ''Alfamart'' 
sebelum menuju warung bakso ini, tanpa pikir panjang langsung aku 
tawarkan kepada bapak ini. Rupanya beliau sangat senang
 
 "Terima kasih, nak" katanya dengan suara bergetar seraya memasukkan roti itu ke tasnya yang berisi kumpulan serbet
 
 "Sama-sama, pak" jawabku
 
 Tak lama, seorang penjaga warung berkata "masuk pak, ini ada bakso"
 
 "Hah?" kataku terkejut, begitu pun dengan penjual serbet tsb. Beliau pun masuk dan duduk menimati bakso yang ditawarkan. 
 
 Tampak beliau begitu gembira, kemudian ditaruhnya tas berisi serbet 
yang tampak berat itu di sebelahnya dan ia memijat pundaknya yang, 
pastinya, pegal itu karena menahan beban berat untuk waktu lama. 
Kemudian beliau mulai menyantap makanannya.
 
 Ketika membayar jus
 pesananku yang sudah selesai dibuat, aku bertanya pada si penjual, "ini
 ga apa-apa mas? ga ditanya yang empunya nanti, baksonya rugi 
semangkok?"
 
 "Ya kalau ditanya, ya udahlah mas" katanya "tinggal potong upah saya aja" lanjutnya sambil cengar-cengir.
 
 "Luar biasa" batinku sambil terheran-heran
 
 Aku pun kemudian berpamitan pada bapak itu dan si penjual bakso, lalu 
pulang. Dalam perjalanan pulang aku terus memikirkan kejadian itu, 
sampai harus ditulis di sini, pagi ini. 
 
 Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian sore itu.
 
 1. Jika seorang yang sudah renta saja tetap memilih bekerja utk 
memenuhi kebutuhan hidup, kenapa banyak orang yang lebih memilih 
mengemis?
 
 2. Jika seorang yang sudah renta saja mampu memikul 
beban dagangan yang sangat berat, sambil berjalan kaki utk 
menawarkannya, Kenapa kita para pemuda malah bermalas-malasan?
 
 
3. Jika orang yang upahnya, katakanlah pas-pasan saja, mampu menolong 
orang yang membutuhkan, kenapa kita yang mendapat upah diatas UMP malah 
apatis dan anti-sosial?
 
 4. Jika kita masih mampu makan, 
minimal, 3x sehari dan naik kendaraan untuk bepergian kemanapun, jangan 
pernah berpikir kalau kita punya masalah superberat. Apalagi cuma 
masalah cinta-cintaan atau galau belaka.
 
 5. Di atas langt memang masih ada langit, tapi di bawah rumput masih ada tanah.
 
 6. Terakhir, rasa bersalah karena kita tidak mampu menolong orang yang 
membutuhkan dengan maksimal adalah salah satu perasaan paling tidak 
menyenangkan sedunia. 
 
 So guys, have you been a useful and helpful person yet?
