Menggunakan hijab atau kebanyakan orang Indonesia bilang "berjilbab" adalah suatu kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap wanita muslim (muslimah). Hal ini sudah tertera cukup jelas di Al-Quran. Namun kenyataannya, sering kita lihat di Indonesia, banyak sekali wanita yang mengaku muslimah tetapi enggan menggunakan jilbab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka hanya menggunakannya hanya untuk keperluan salat saja.
Sebagian dari mereka menganggap memakai jilbab secara fisik bukanlah hal penting. Bagi mereka yang penting adalah "menjilbabkan" hati terlebih dahulu. Banyak yang beranggapan bahwa masih banyak wanita yang memakai jilbab namun kelakuan mereka buruk, sehingga pemakaian jilbab tersebut dianggap sia-sia. Sekarang mari kita cermati, bagaimana jika disebutkan bahwa yang tidak berjilbab pun banyak yang berkelakuan buruk? Tentu akan tercipta dua perbandingan, antara berjilbab dengan perilaku buruk vs tidak berjilbab dengan perilaku buruk.
Lantas jika keduanya berperilaku buruk, apa yang harus disimpulkan? Tentulah kita mencari yang terbaik, sekalipun yang ada diantara keburukan. Dalam hal ini, seseorang yang berjilbab namun berkelakuan buruk tentulah sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan yang tidak berjilbab dan berkelakuan buruk pula. Kenapa demikian? Karena setidaknya yang berjilbab sudah melaksanakan sebuah KEWAJIBAN yang langsung diperintahkan oleh Tuhannya.
Sekarang bila kita melihat seseorang dari perilakunya saja, tentunya tidak ada manusia di jaman modern ini yang sempurna. Setiap orang tentu pernah berbuat salah/khilaf. Dari sini kita bisa melihat bahwa relevansinya tidaklah terlalu besar bila kita menghubungkan antara memakai jilbab dengan sikap/kelakuan. Walaupun di satu sisi, alangkah lebih baik jika yang berjilbab/sudah berjilbab mulai memperbaiki perilaku. Tidak perlu terburu-buru, perlahan-lahan saja namun mantap.
Memang harus diakui, sikap dan perilaku adalah hal yang utama bagi setiap insan manusia. Tentulah bila seorang wanita yang berjilbab dan berkelakuan baik akan memiliki nilai plus tersendiri. Bagaimanapun juga, pakaian yang mencerminkan sikap tentulah sangat baik guna menjaga perilaku pemakainya. Ambil contoh, pakaian tentara atau polisi jelas tidak boleh dipakai oleh masyarakat umum. Karena dikhawatirkan masyarakat umum tidak mampu bersikap dan bertindak layaknya tentara atau polisi yang sudah disumpah. Walaupun ada juga diantara mereka yang melanggar sumpah.
Pun sama halnya dengan jilbab. Sama disini lebih kearah serupa tapi tak sama. Jilbab boleh dipakai oleh siapa saja. Tetapi jelas sangat diharapkan bagi mereka yang memakainya bisa bersikap layaknya seorang wanita yang mematuhi ajaran agamanya dengan benar. Tidak hanya dari cara berpakaian tetapi juga dari sikap dan perilaku. Dan sama halnya dengan tentara atau polisi yang melanggar sumpah, tentu ada juga beberapa wanita berjilbab yang tak luput dari kesalahan.
Satu hal yang WAJIB DIINGAT adalah berjilbab bukan berarti karena ingin dipuji orang atau karena kita ingin dikira oleh orang lain sebagai orang yang baik, melainkan karena kita tunduk kepada ketetapan Allah SWT.
"Kalau masih mau menjilbabkan hati, yaaa, ke dokter bedah dulu kalee. Mahal tuh biaya operasinya. Belum lagi ada biaya konsultasi dan obat-obatan pasca operasi. Soalnya ga ditanggung sama BPJS"
So, muslimah-muslimah Indonesia, masih inginkah kalian menjadi wanita yang taat?
The choice is yours :)
No comments:
Post a Comment